Rabu, 01 April 2015

Gadis Seribu Sorban

 "fajar abah tugaskan kamu mengajar di kediri di pesantren teman abah dulu itu..."
"abah, kenapa harus jauh jauh kesana sih, disinikan juga pesantren" protes fajar pada abahnya.
"tapi sayyid ibrahim yang memintamu untuk mengajar disana lagi pula apa gunanya kamu kuliah di makkah di suruh ngajar saja gak mau, mbok yo sig teges ora usah neko neko (bhs jawa :harus tegas gak usah macem macem) kata sayyid khalid dengan berbahasa khas jawanya.
Beberapa menit fajar diam, dia sedang berfikir, namun mendengar perkataan abahnya yang demikian dia tak dapat enemukan kalimat penolakan. Skors sementara 1-0
Bukan masalah mengajar yang kali ini fajar fikirkan, nama fajar sudah tak asing lagi ditelinga para santri ataupun teman temannya fajar yang di kenal sebagai "Gus Racing juga Gaul" itu merasa sangat tidak pantas mendapat gelar "ustad" dia jga sangat tidak bisa meninggalkan Genk motornya. "gimana bisa aku jadi ustad ? masa semua santri mau aku ajari balap motor ....." kata fajar agak berbisik, namun ternyata uminya mendengarkan gerundelan itu
"huus! jangan ajari anak orang jadi brandal, sudahlah nak jalani aja,,,,Bismillah...jangan samai ucapanmu tadi tadi didengar abahmu, bisa bisa sepeda motormu bsa dibanting sama abahmu." kata uminya. "ya...ya mi..."

Hari ini tiba waktunya fajar ke kediri, dia senaja tidak minta antar pada keluarganya agar dia dapat membawa sahabanya "ninja kawakasi merahnya" hari itu penampilan fajar sangat tidak pantas dikatakan ustad .dia lebih pantas di katakan "kyai majlis genk motor go Internasional" abahnya menatap penampilan fajar mulai dari celana pensilnya, jacket merah di lengkapi dengan kaos oblong berwarna putih, juga tas ransel yang di pakainya, dan yang membuat abahnya mengelus dada adalah rambutnya yang dibiarkan setengah tegak berdiri.
"Astagfirullah,,,,ini mau ke majlis balap motor apa majlis ta'lim?" teguh abahnya, fajar tersenyum manis sekali didepan abahnya,lalu memakai helm. dan mencium tangan abah dan uminya. "Assalamu'alaikum,,," kata fajar.
Suara motor racingnya itupun terdengar semakin menjauh....
ngidam nopo jenegan mi sewaktu hamil dia (bhs jawa:pingim apa kamu mi sewaktu hamilnya dia) " kata abahnya sambil mengelus dada.

Perjalnan jauh yang membutuhkan waktu berjam jam itu akhirnya dapat ditempuholeh "Gus racing itu" semua pandangan tertuju padanya bahkan teman teman santri tak ada yang tau, jika seseorang gus racing itu adalah ustad yang di tugaskan dipesantren "al-Firdausy" itu.mereka bahkan mengira dia brandal yang lancang masuk kepesantren hingga salah satu dari mereka ada yang lapor pada keamanan pondok.
"Maaf, ada perlu apa anda masuk kepesantren kami?" tanya samsul keamanan pesantren yang penampilan sangar karakternya.Namun fajar malah sangat santai melepas hemlnya, "saya mau bertemu dengan kyai Ibrahim, bisa?" kata fajar seraya memberi identitasnya.
Setelah melihat identitasnya, samsul tak percaya, ada tanda tanya besar di otaknya ketika mengamati penampilan racing fajar namun beberapa detik kemudian wajahnya terlihat pucat dan malu, dia pun memberi isyarat untuk menghormati fajar, samsul menyalami tangan fajar "monggo ustad  "(hbs jawa:silahkan ustad) kata samsul, sejenak para santri menatap samsul heran.
fajar hanya meninggalkan senyuman manisnya, diapun segera masuk ke ndalem. kedatangannya disambut hangat oleh keluarga kyai Ibrahim "bagaimana keadaan abahmu beserta keluarga Gus?"tanya sayyid Ibrahim dengan senyum kalemnya
"Alhamdulillah, Baik paman !"
"saya harap gus fajar mengajar disini, ya meskipun pesantren kami ini tidak sebesar pesantren yang di asuh Oleh Kyai khalid abah gus fajar" sesekali fajar tersenyum ramah, tiba tiba seorang anak laki laki kecil kira kira berumur 10 tahun menghampirinya "nah, iqbal, ayo beri salam pasa unstad fajar, nanti dia yang juga akan amengajarimu mengaji " tanpa di komando dua kali iqbal langsung mencium tangan fajar. Anak itu sangat penurut dari sorot matanya yang polos, fajar dapat membaca bahwa dia adalah anak yang cerdas.setelah agak lama berbincang bincang akhirnya kyai Ibrahim mengutus khaddam yang bernama hadi untuk mengantarkan fajar ke kamarnya.
"e....siapa namamu tadi?" tanya fajar
hadi ustad." jawabnya dengan menunduk ta'dim, fajar menyerahkan kunci motornya"tolong pindahkan sepeda motor ke garasi ngalem" "inggih ustad" (bhs jawa: ya ustad)

Malampun datang dengan cahaya gemerlap bintang yang bertabur dilangit sana.awanpun berkejar kejaran didepan bulan dengan sombongnya “disini, aku di oanggil ustad, aku sangant dihormati, aku rasa itu sangat tidak pantas diperlakukan seperti itu, seorang ustad bukan cita-cita ku, aku lebih suka dengan julukan “Gus Racing“ karna itu sesuai degan keadaan ku yang brandal seperti ini.” Gumam fajar, tiba-tiba hadi dayang dengan secangkir kopi hangat untuknya. “hadi terima kasih, jangan keluar dulu, duduk saja” pinta fajar, Hadi meburut saja.
“Jangan terlalu menta’dimiku seperti itu, anggap aku teman mu santai aja” kata fajar sembari meminum kopi hangatnya. “tadi anak kecil itu,, siapa namanya, aku lupa...”
“gus iqbal putra kyai Ibrahim..”
“putra satu satu nya ya...”
Inggih (bhs jawa: iya), sebenarnya tidak ustad, masih ada gus furqan, tapi beliau wafat 1 tahun lalu.” Jelas hadi, fajar mengerutkan dua alisnya. “Innalillahi wainnailaihi roji’un...ceritanya gimana di ...?”
“Beliau memiliki penyakit Elzaimer, pas setelah akad nikah beliau meninggalkan istrinya menjadi janda..kasihan sekali ustad, belum sampai satu hari menikah sudah di tinggal oleh suaminya, karna saking cintanya keluarga kyai ibrahim, beliau menyuruh istri almarhum tetap tinggal disini, karna beliau sudah menganggapnya anak sendiri, apa tadi ustad tidak melihan seorang gadis di ndalem?” tanya hadi.
“Enggak,aku Cuma lihan anak laki laki polos itu...”
“kalau sampai ustad tau MasyaAllah cantiknya, Neng alfi namanya...gadis yang suka berhijab sorban, makanya para santri sering menyebutnya GADIS SERIBU SORBAN.” Jelas hadi panjang lebar.
“Gadis Seribo Sorban ?” Fajar masih berfikir. Ada rasa penasaran juga di hatiya.
                Keesokan harinya fajar dipanggil ke ndalem Oleh Bu nyai.
“Ada apa bu nyai?” tanya fajar “jangan panggil bu nyai panggil saja umi” kata bunyai khadijah. Fajar tersenyum, “Begini nak fajar, njenengan (bhs jawa:kamu) ini sudah tau kan putra umi, iqbal, itu sangat menyukai  nak fajar, dan dia ingin sekali belajar mengaji dengan nak fajar, apa nak fajar bersedia?”
"Insya Allah umi" kata fajar, sebenarnya dia masih ragu..."kenapa iqbal suka, dan ingin belajar ngaji dengan ku? jangan jangan lama lama anak itu minta di ajari Racing juga," batin fajar mulai khawatir
Tak berapa lama bunyai memanggil seorang gadis "Alfi,,,,alfi imamah" "dalem (bhs jawa:iya) umi" seorang gadis muncul dari bilik tirai, "deq" fajar tak sengaja menatapnya. "subhanallah, bidadari mana yang engkau turunkan ke bumu," batin fajar "panggilkan iqbal" pinta bunyai khadijah, gasis itupun masuk dan segera membawa iqbal kehadapan uminya.
"iqbal sini, duduk dekat umi"kata uminya,sementara neng alfi segera masuk kedalam. "benar gus iqbal mau belajar dengan kak fajar?" tanya fajar dengan seluas senyumnya, iqbal hanya mengangguk malu malu
"kak fajar bisa nyanyi pakek gitar gak?" mendengar pertanyaan bocah bau kencur itu fajar kebungungan, main gitar memang jagonya, tapi kalo di suruh nyanyi di depan bunyai mampus dahh gua" batin nya
"bisa nggak....?"
"oh bisa donk...." fajar tetap tersenyum, tiba tiba iqbal masuk kedalam lalu mengambil gitar yang katanya milik almarhum "coba kalo bisa"
"uh...! sabar sabar" batin fajar,diapun mengambil gitar dari tangan iqbal "mau minta lagu apa?" "terserah kakak aja dehhh pokoknya sholawat " kata iqbal, fajar masih diam berfikir "gitar lagunta sholawat? mana ada critanya? "batin iqbal
"ok ok ! dengerin ya, Bismillahirrahmanirrahim...." fajar menarik nafas dalam dalam dia memejamkan mata dan mulai memetik gitarnya.
"Thala'al badaru alainaa,,,min sani yatil wada' ......"(lagu sholawat) suara lembut dan merdu itu mampu menarik perhatian neng Alfi, dia membuka tirai sedikit demi melihat demi melihat dan mendengar lagu sholawat yang dinyanyikan gus ganteng itu. Fajar benar-benar larut dalam penghayatannya begitupun iqbal beserta bu nyai khotijah. “ kak fajar keren iqbal mau belajar nyanyi sama kak fajar” kata iqbal “huuuh! Tadi mau belajar ngajii sekarang mau belajar nyanyi jangan-jangan besok-besok dia mau diajari balap motor” kesal fajar dalam hati
                Hari merangkai hari, fajar mulai terbiasa dengan lingkungannya, dia berhasil mengajar sebagai mana ustad semestinya, bahkan tanpa dia sadari cara mengajar dengan karakter mudanya memuat santri banyak mengidolakannya. Namun dia tak pernah menyangka pertemuan pertamanya dengan alfi imamah gadis seribu sorban itu, ternyata menyisakan kerinduan yang teramat menyiksanya, dia yakin itulah cinta pertamanya yang belum pernah fajar merasakan sebelumnya. Tiap kali dia menatap ke arah ndalem, gadis itu tidak pernah muncul lagi. Hadi memang pernah bilang bila neng alfi itu pemalu. Dia juga tidak mungkin keluar tanpa izin dari mertuanya, mungkin fajar tidak akan percaya bila kerinduan itu terjadi pada alfi. Dia rindu akan senyuman fajar, dia rindu akan suara indah fajar, dia rindu semua pada diri fajar. “apa aku sedang jatuh cinta ya Alloh” batin alfi, namun dia tak mungkin lancang jatuh cinta pada seorang ustad seperti fajar, dia masih menjaga kehormatan mertuanya, dia juga sadar diri bahwa dia hanya seorang menantu dari lingkungan biasa, bukan dari kalangan terhormat seperti mertunya. Dia di hormati para santri karna mungkin karna statusnya saja.
                Alfi gadis penurut, jadi tak heran kalau  mertuanya sangat menyayanginya bahkan mereka menyanggupi akan mencarikan alfi seorang suami sendiri untuk menggantikan posisi almarhum suaminya. “ neng bunga di halaman sudah layu tolong disiramkan ya neng aba sama ummi  akan ke acara pernikahan nanti kalau iqbal nakal bilang sama ummi” kata bu nyai khotijah. “ ya ummi “ alfi menjawab dengan kalemnya. Sesuai perintah bu nyai alfimenyiram seluruh bunga depan ndalem, melihat gadis itu fajar segera mencari cara untuk mencari perhatian gadis itu, dia segera mengambil gitar dan mulai bernyanyi dengan bocah bau kencur itu.
Ku temukan dalam pencarian cinta sejati untuk hidupku
Kurang lebih yang seperti dia ku harap dalam cinta ku
Ku tak mau menjanjikannya pasti bahagia bila dengan ku
Biar dia rasakan sendiri betapa gilanya cintaku
Aku memang pencinta wanita namun ku bukan buaya
Yang setia pada seribu gadis ku hanya mencintai dia
Aku memang pencinta wanita yag lembut seperti dia
Kini saat ku akhiri semua pencarian dalam hidup
Dan ternyata yang ku mau hanyalah dia.....................
                Jantung alfi berdetak begitu kencang diapun segera masuk ke dalam ndalemnya entah mengapa butiran basah membasahi rona pipinya, alfi mengunci kamarnya rapa-rapat dia menangis sejadi-jadinya, lalu memeluk foto almarhum suaminya degan begitu erat.bolehkah “ jika aku jatuh cinta mas, marahkah jika aku mencintai orang lain, tapi menghormati orang tuamu mas mereka sangat menyanyangi ku mana mungkin aku akan mengkhianatimu”. Kata alfi dia seakan-akan benar-bnar berbicara dengan suaminya. Semenjak fajar mengajar di sana, alfi semakin merasa bersalah pada almarhum suaminya, terutama pada mertuanya. Dia merasa bersalah karna jatuh cinta pada orang lain, meskipun demikian bukan berarti alfi melupakan almarhum dia juga tidak pernah meminta jatuh cinta pada fajar, tapi cintalah yang memintanya untuk mencintai fajar”. Iqbal kakak iparmu apa kabar “. Tanya fajar dia sengaja mengonceng bocah bau kencur  itu menaiki sepeda motornya “kak alfi?” iqbal malah balik tanya”ya iyalah kalau kabarmu aku sudah tahu!” kesal fajar “baik, kenapa jangan-jangan kakak naksir ya sama kak alfi! Ciye ciye... iqbal bilangin sama aba sama ummi ya” huuust...” fajar semakin kesal “kak fajar sepedanya bagus racing beli dimana” “di toko bawang!” “emang tukang bawang juga jualan sepeda ya kak” . “iqbal! Kamu ini cerdasnya keterlaluan ya”. “kalu gitu ajari iqbala balap motor ya” ini anak kalau terus-terusan dekat sama aku bisa jadi racing benran, bukan racng-racingan. Kalau gini caranya aku bisa mati berdiri”. Batin iqbal “kok berhenti kak ayo jalan-jalan kak” renggekiqbal.
                Beberapa hari selanjutnya ternyata bocah bau kencur itu bercerita kepada umminya “ummi,kenapa sih kak alfi gak dinikahi saja sama kak fajar” “alfi terkejut mendengar perkataan adik iparnya itu. “iqbal,kamu bicara apa sih kakak kan sudah menikah dengan mas furqan!” kata alfi, sejatinya dia hanya menutupi perasaannya di depan umminya, namun bu nyai khadijah sepertinya tau, jika ada sesuatu yang di sembunyikan oleh alfi
                “kan kak furqan usah meninggal” kata iqbal “lagi pula kak fajar juga sering menanyakan kak alfi “. Alfi semakin merasa sungkan kepada ibu mertuanya yang sedari tadi diam “ummy....itu tidak benat ummy, afi hanya mencintai mas furqan ummy percayakan sama alfi!” tanay alfi, ummynya hanya tersenyum kecil wajahnya melukiskan kekecewaan, bukan karena apa, karena bu nyai khadijah merasa alfi sedang berbohong padanya.
                Semenjak sejadiaan itu sikap bu nyai khadijah semakin dingin, mungkin jika seandainya alfi berterus terang dia tidak akan sekecewa ini. Apalagi beliau percaya bahwa iqbalpun tidak akan berbohong dan masalah antara alfi dan mertuanya itu sampai pada telingan fajar karena hadi lah selama ini yang menjadi sumber informasinya
“benar itu hadi ?”
“benar ustad,emtah gimana jadinya bila mertua neng alfi terus-terusan seperti ini kasian neng alfi,pasti dia akan sering menangis,sama dengan halnya ketika dia ditinggal oleh almarhum.
“aku yang akan menjelaskan pada sayyid inrahim,aku yang akan mengakui semua kesalahan ku,” kata fajar,dia merasa sanngat bersalah pada alfi.fajar bertekat untuk berkata terus terang...termasuk bila dia mencintai Alfi
                malamitupun keluarga sayyid ibrahim berkumpul,
“sebelumnya saya minta maaf paman,”fajar menatap gadis yang sedari tadi tertunduk “disini, fajar hanya menjelaskan tentang kekeliruan fajar,lebih tepatnya kesalahan fajar, karena teah lancang..mencitai neng alfi
                mendengn perkataaan fajar,neng alfi mengangkat wajahnya,memberanikan diri menatap fajar,lalu mengalihkan pandangan kepada abah dan uminya.
“aku benar-benar minta maaf paman, ini semua bukan salah alfi, tapi fajarlah yang salah,,,” kata fajar terus terang. Sayyid ibrahim menatap alfi yang tertunduk menahan tangisnya.
“Alfi imamah,apa benar kamu mencintainya?”
“tidak abah, aku sama sekali tidak jatuh cinta padnya, selain mas furqan tak ada ruang lagi yang tersisa di hati alfi.” Kata alfi berbohong, diapun beranjak masuk kedalam kamarnya.


semenjak pengakuan jafar didepan mertuanya alfi selalu mengurung diri dalam kamarnya, bahkan dia memutuskan untuk kembali pada orang tuanya.begitu fajar, dia menarsa cintanya adalah sebuah kesalahan, diapun huga memutuskan tidak lagi mengajardisana.
“kenapa kok tiba tiba pulang !”tanya uminya
“fajar Cuma pengen aja di rumah mi...”kata fajar sekenanya.
“paling paling Cuma kangen sama genk motornya mi..” kata abah, fajar tersenyum “abah benar, tapi Cuma 20% karna yang 80% fajar ingin menikah” abah dan imunya sling bertatapan muka,menatapp heran kearah putranya “mau menikah?,namun n” Tanya uminya.
“iya,carikan fajar calon istri, tidak perlu cantik yang enting bisa menentramkan hati fajar itu saja” fajar beranjak dari tempat duduknya lalu beranjak ke sepeda motornya.
“ada apa dengan anak itu mi, sepulangnya dari kediri kok malah aneh seperti itu. Apa mungkin ada seorang gadis yang mengubahnya menjadi sedimikian membingungkan?
                semenjak fajar jatuh cinta pada gadis berhijab sorban itu,dia semakin menjadi pendian, dia menyadari mungkin alfi memang sangat mencintai suaminya.bahkan sudah jelas alfi mengatakan di hadapannya sekaligus di hadapan orang tuanya, bahwa alfi sama sekali tidak mencintainya.
1 bulan sudah fajar tidak mengajar di kediri.kerinduan yang teramat memakau, serta tak henti-hentinya butiran hangat membasahi rona pipi alfi.dia merindukan suara indah itu,dia merindukan tatapan dan sebuah senyuman manis itu, namun tak dapat lagi dia mendengar ataupun melihat tampilan itu.perubahan sikap alfi membuat mertuanya bingung, mereka tak mengerti apa yang ia harus lakukan, dan jalan terakhir mereka memilih untuk ke jombong bersilaturrahim ke keluarga sayyid khalid.
“kami sangat senang bila keluarga sayyid ibrahim bisa bersilaturrahmi kemari”kata sayyid khalid “alhamdulillah kyai, kami juga senang dapat memper erat tali persaudaraan seperti ini” tukas sayyid ibrahim, namun sedari tadi beliau tidak melihat sosok fajar, “maaf,dari tadi saya kok ndak melihat fajar? “ “oh, dia masih ngisi acara pengajian di masjid...”jelas kyai khalid
Mungkin memang takdir,suara motor fajar terdengar, laki-laki berkopyah putih dan berkalung sorban itu turun dari sepeda mtornya.
“mobil siapa ini “pikir fajar setelah mengamati mobil yang terparkir di depan ndalemnya.diapu masuk, betapa kagetnya fajar ketika melihat sayyid ibrahim beserta keluarga besar ada disini, fajar mulai kikuk, apalagi ketika melihan alfi imamamh yang menatapnya, membuatnya semakin mati gaya.
“Assalamu’alaikum” ucap fajr lalu menyalami abahnya dan sayyid ibrahim “waalaikumsalam”jawab seisi ruangan itu
“duduk dulu fajar,”kata abahnya,fajar menurut saja.
“saya dengar gus fajar ini minta di carikan calon istri?” mendengarkan perkataan sayyid ibrahim fajar menatap abah dan uminya. Mereka  hanya mengangguk mengisyaratkan bahwa mereka menyetujuinya.
“fajar, apa kata kyai, insyaallah setuju” kata fajar, pasrah sayyid ibrahim tersenyum.
“mau bila saya kenalkan dengan calon istri nya?” tanya sayyid ibrahim . fajar merasa semakin kebingingan,begitupun alfi,hatinya merasa miris ketka mertuanya akan mencarikan fajar seorang istri,bagaimana mungkin alfi sanggup melihat laki-laki yang di cintainya bersanding dengan gadis lain? Alfi tertunduk, tak ada satupun yang melihat butiran hangat mengalir membasahi rona pipi alfi.
“secepat ini kyai? Lalu dimana aku akan menemuinya...?” tanya fajar.
bunyai khadijah mengangkat dagu alfi,lalu menghapus air matanya.
sesekali alfi menatap heran kearah mertuanya. “bersediakah alfi bila umi  kenalkan dengan calon suamimu fajar?” mendengan perkataan itu alfi kembali tertunduk,dalam hatinya membaca takbir,begitu pula fajar yang tak pernah menyangka sebelumnya. “tapi maaf kyai, apakan alfi mau menikah dengan saya? Dan benar-benar mau menerima saya dari hatinya?”tanya fajar
“Ada baiknya bila nak fajar bertanya sendiri pada neng alfi” kata bunyai khadijah. Fajar beranikan menatap alfi “Alfi imamah,apa kamu benar-benar berseia menjadi istri saya,dan mencintai saya dari hatimu sendiri? Jika iya aku ingin mendengar dari perkataan mu sendiri..”kata fajar,Alfi menatap fajar
“aku bersedia menjadi istrimu,dan dengan cintaku,aku jadikan kau iman untuk dunia dan akhiratku,”mendengar perkataan serta pengakuan alfi abah dan umi fajar tersenyum, begitupun sayyid ibrahim dan bu nyai khadijah.


tak pernah terlintas dibenakku
saat pertama kita bertemu
sesuatu yang indah tumbuh dalam gundah
harum dan merekah
tulus hatimu buka matamu
tegar jiwaku haps raguku
membucang dihati harapan nan suci menyatukan janji
bunga-bunga cinta indah bersemi
diantara harap pinta pada-Nya
tuhan tautkanlah cinta dihati
berpadu indah dalam mihrab cinta

And